Minggu, Oktober 28, 2012

SENI DAN DUNIA PENDIDIKAN


SALAM BLOGERS !
kali ini kita akan mengangkat tentang fenomena baru di dunia pendidikan ! Kesenian ! selama ini anak anak di sekolah jarang yg menyukai seni akan tetapi saat ini di SMA negeri 30 mulai terjadi sebaliknya seni gamelan dan tembang yg kurang diminati oleh siswa siswi malah menjadi favorit di sma 30 jakarta

BUDAYA BANGSA YANG HILANG?

Salam hangat blogers lama kita tidak bertemu , mudah mudahan kali ini bisa memberikan sedikit renungan tentang makna budaya bangsa .Beberapa waktu yang lalu kita dengar banya anak tawuran mulai SMP,SMA ,SMK hingga perguruan tinggi bahkan sekarang meninggkat menjadi bentrok antar dua desa ,hemmmm menyedihkan mengingat hari ini adalah hari sumpah pemuda 28 oktober sedikit mengulas apa yang di sampaikan rektor paramadina di harian kompas tanggal 11 september 2012 sebagai berikut :


Ini Soal Tenun Kebangsaan. Titik!

Oleh Anies Baswedan
KOMPAS, 11 September 2012

Republik ini tidak dirancang untuk melindungi minoritas. Tidak juga untuk melindungi mayoritas. Republik ini dirancang untuk melindungi setiap warga negara, melindungi setiap anak bangsa!

Tak penting jumlahnya, tak penting siapanya. Setiap orang wajib dilindungi. Janji pertama Republik ini: melindungi segenap bangsa Indonesia. Saat ada warga negara yang harus mengungsi di negeri sendiri, bukan karena dihantam bencana alam tetapi karena diancam saudara sebangsa, Republik ini telah ingkar janji. Akhir-akhir ini nyawa melayang, darah terbuang percuma ditebas saudara sebahasa di negeri kelahirannya. Kekerasan terjadi dan berulang. Lalu berseliweran kata minoritas, mayoritas di mana-mana.
Bangsa ini harus tegas: berhenti bicara minoritas dan mayoritas dalam urusan kekerasan. Kekerasan ini terjadi bukan soal mayoritas lawan minoritas. Ini soal sekelompok warga negara menyerang warga negara lainnya. Kelompok demi kelompok warga negara secara kolektif menganiaya sesama anak bangsa. Mereka merobek tenun kebangsaan!
Tenun kebangsaan itu dirobek, diiringi berbagai macam pekikan seakan boleh dan benar. Kesemuanya terjadi secara amat eksplisit, terbuka dan brutal. Apa sikap negara dan bangsa ini? Diam? Membiarkan? Tidak! Republik ini tak pantas loyo-lunglai menghadapi warga negara yang pilih pakai pisau, pentungan, parang, bahkan pistol untuk ekspresikan perasaan, keyakinan, dan pikirannya. Mereka tidak sekadar melanggar hukum, tetapi merontokkan ikatan kebangsaan yang dibangun amat lama dan amat serius ini.
Mereka bukan cuma kriminal, mereka perobek tenun kebangsaan. Tenun kebangsaan itu dirajut dengan amat berat dan penuh keberanian. Para pendiri republik sadar bahwa bangsa di Nusantara ini amat bineka. Kebinekaan bukan barang baru. Sejak negara ini belum lahir semua sudah paham. Kebinekaan di Nusantara adalah fakta, bukan masalah! Tenun kebangsaan ini dirajut dari kebinekaan suku, adat, agama, keyakinan, bahasa, geografis yang sangat unik. Setiap benang membawa warna sendiri. Persimpulannya yang erat menghasilkan kekuatan. Perajutan tenun ini pun belum selesai. Ada proses terus-menerus. Ada dialog dan tawar-menawar antar-unsur yang berjalan amat dinamis di tiap era. Setiap keseimbangan di suatu era bisa berubah pada masa berikutnya.
Warga negara, penganut agama
Dalam beberapa kekerasan belakangan ini, salah satu sumber masalah adalah kegagalan membedakan ”warga negara” dan ”penganut sebuah agama”. Perbedaan aliran atau keyakinan tak dimulai bulan lalu. Usia perbedaannya sudah ratusan, bahkan ribuan tahun dan ada di seluruh dunia. Perbedaan ini masih berlangsung terus dan belum ada tanda akan selesai minggu depan. Jadi, di satu sisi, negara tak perlu berpretensi akan menyelesaikan perbedaan alirannya. Di sisi lain, aliran atau keyakinan bisa saja berbeda tetapi semua warga negara republik sama. Konsekuensinya, seluruh tindakan mereka dibatasi aturan dan hukum republik yang sama. Di sini negara bisa berperan.

Negara memang tak bisa mengatur perasaan, pikiran, ataupun keyakinan warganya. Namun, negara sangat bisa mengatur cara mengekspresikannya. Jadi, dialog antar-pemikiran, aliran atau keyakinan setajam apa pun boleh, begitu berubah jadi kekerasan, maka pelakunya berhadapan dengan negara dan hukumnya. Negara jangan mencampuradukkan friksi/konflik antarpenganut aliran/keyakinan dengan friksi/konflik antarwarga senegara.
Dalam menegakkan hukum, negara harus melihat semua pihak semata sebagai warga negara dan hanya berpihak pada aturan. Aparat keamanan harus hadir melindungi ”warga-negara” bukan melindungi ”pengikut” keyakinan/ajaran tertentu. Begitu pula jika ada kekerasan, aparat hadir untuk menangkap ”warga-negara” pelaku kekerasan, bukan menangkap ”pengikut” keyakinan yang melakukan kekerasan.
Menjaga tenun kebangsaan dengan membangun semangat saling menghormati serta toleransi itu baik dan perlu. Di sini pendidikan berperan penting. Namun, itu semua tak cukup dan takkan pernah cukup. Menjaga tenun kebangsaan itu juga dengan menjerakan setiap perobeknya. Bangsa dan negara ini boleh pilih: menyerah atau ”bertarung” menghadapi para perobek itu. Jangan bangsa ini dan pengurus negaranya mempermalukan diri sendiri di hadapan penulis sejarah bahwa bangsa ini gagah memesona saat mendirikan negara bineka tetapi lunglai saat mempertahankan negara bineka.

Membiarkan kekerasan adalah pesan paling eksplisit dari negara bahwa kekerasan itu boleh, wajar, dipahami, dan dilupakan. Ingat, kekerasan itu menular. Dan, pembiaran adalah resep paling mujarab agar kekerasan ditiru dan meluas. Pembiaran juga berbahaya karena tiap robekan di tenun kebangsaan efeknya amat lama. Menyulam kembali tenun yang robek hampir pasti tak bisa memulihkannya. Tenun yang robek selalu ada bekas, selalu ada cacat.
Ada seribu satu pelanggaran hukum di Republik ini, tetapi gejala merebaknya kekerasan dan perobekan tenun kebangsaan itu harus jadi prioritas utama untuk dibereskan. Untuk menyejahterakan bangsa semua orang boleh ”turun-tangan”, tetapi menegakkan hukum hanya aparat yang boleh ”turun-tangan”. Penegak hukum dibekali senjata tujuannya bukan untuk tampil gagah saat upacara, melainkan untuk melindungi warga negara saat menegakkan hukum. Negara harus berani dan menang ”bertarung” melawan para perobek. Saat tenun kebangsaan terancam itulah negara harus membuktikan di Republik ini ada kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat tetapi tak ada kebebasan melakukan kekerasan.
Aturan hukumnya ada, aparat penegaknya komplet. Jadi, begitu ada warga negara yang pilih melanggar dan meremehkan aturan hukum untuk merobek tenun kebangsaan, sikap negara hanya satu: ganjar mereka dengan hukuman yang amat menjerakan. Bukan cuma tokoh-tokohnya yang dihukum. Setiap gelintir orang yang terlibat dihukum tanpa pandang agama, etnis, atau partai. Itu sebagai pesan pada semua: jangan pernah coba-coba merobek tenun kebangsaan! Ketegasan dalam menjerakan perobek tenun kebangsaan membuat setiap orang sadar, memilih kekerasan sama dengan memilih diganjar dengan hukuman menjerakan. Ada kepastian konsekuensi.

Ingat, Republik ini didirikan oleh para pemberani: berani dirikan negara yang bineka. Kini pengurus negara diuji. Punyakah keberanian untuk menjaga dan merawat kebinekaan itu secara tanpa syarat. Biarkan kita semua—dan kelak anak cucu kita—bangga bahwa Republik ini tetap dirawat oleh para pemberani.

Anies Baswedan Rektor Universitas Paramadina

 nah setelah membaca tulisan rektor univ paramadina di atas tentu ada pertanyaan , adakah yang salah di negeri ini , pendidikan yang salah atau sebuah lost culture ? dahulu bangsa ini terkenal sebagai bangsa yang ramah dan berbudi bahasa yang baik . Nasionalisme yang tinggi serta rasa kebersamaan yang sangat luar biasa .tapi saat ini itu semua hilang , tidak pernah lagi kita lihat orang bergotong royong , tidak pernah lagi atau jarang kita lihat orang bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah , semua mengedepankan egoistis dan emosional semata ! kemana budaya asli bangsa kita ? dilematis tetapi itulah yang terjadi ! bagaimana kita menyikapinya ? semua kembali kepada kita . JASMERAH  itulah pesan proklamator kita ......
coba kita renungkan dan camkan dalam hati bagaimana kita mengembalikan Lost culture tadi atau menenun kembali kebangsaan yang terkoyak tadi .............mari pemuda indonesia bangkit dan jadilah generasi yang mengembalikan lost culture dan menenun kembali kebangsaan kita 

Selasa, Juli 31, 2012

Uji Kompetensi Guru

Pagi Blogers !!! salam kenal bagi pembaca baru !
Kali ini masiih berkaitan dengan nasib guru di SEkolah sekolah di seluruh Indonesia ! ujian ini untuk mengukur kemampuan profesionalitas guru dan pedagogi guru ! tapi tetap saja guru jadi obyek yang melaksanakan penderita ! tapi ini lebih baik , karena nantinya guru dapat belajar bagaimana menggunakan perangkat komputer !
Sempat terkaget kaget ketika menjadi panitia Uji Kompetensi Guru ! karena ada beberapa guru SMP tidak bisa atau tidak mengerti menggunakan perangkat komputer ! padalah sudah mengantongi sertifikasi guru profesional ! nash lo bagaimana ini ? di isyaratkan dalam UU guru dan dosen bahwa guru harus bisa menggunakan perangkat komputer dalam pembelajaran dan juga perangkat lain yang berkaitan dengan IT.
Hemmmm kayanya ada yang tidak sesui dengan yang di isyaratkan harus ada Perbaikan dan tolak ukur dari SErtifikasi tersebut .Pememrintah mencoba uji kompetensi guru secara online di sekolah sekolah yang ditunjuk apakah sertifikasi yang dikeluarkan sudah sesuai atau belum dan apakah guru tersebut sudah benar benar profesional atau belum .
Ini baru SMP bagaimana dengan guru TK dan guru SD ? akankah lebih parah atau malah sebaliknya ? sepertinya peran serta pemerintah  saja tidak cukup perlu juga adanya peran serta masyarakt dan juga para alumni dari sekolah yang bersangkutan untuk memberikan pelatihan dan juga Pembinaan bagi perkembangan pendidikan di Indonesia , Cuma syaratnya satu guru yang diajarkan menerima apa yang diberikan oleh bekas muridnya atau masyarakat yang ingin memberikan pengajaran Ilmu IT Tersebut.
tidak jarang guru yang akan diajarkan karena merasa guru senior dan bisa mendidik anak hingga bisa menjadi seorang besar , menolak  dengan kata kata ; gue ngajar kaya gini aja lo bisa jadi orang besar!
hemmmmm salah kah ini atau sebuah pemikiran apatis atau sebuah pemikiran yang tidak ingin berkembang ! HARUS DIUBAH PARADIGMA TERSEBUT !!! jangan sampai murid lebih pintar dari gurunya !
karena akan menimbukan akses yang kurang baik di mata si anak !!!!
Dalam Tes UKG onlin kali ini pemerintah mengisyaratkan untuk kemajuan dan kemahiran  guru dalam bidang IT kalau tidak bisa ya belajar ! tidak mau belajar pasti tertinggal !!! 
AYO SEMANGAT BAPAK IBU GURU ! KALIAN PASTI BISA MENCAPAI KOMPETENSI YANG DI HARAPKAN !Demi bangsa dan negara dan juga demi masa depan BAngsa !!!!!!!

Sabtu, Februari 25, 2012

PERLUNYA KESADARAN BERLALU LINTAS DI JALAN BAGI PELAJAR

Salam hangat blogers ! lama nih kita tidak bertemu ! yahhhh reporternya pada sibuk semua gara gara UN hehehehhehehehhehe oiya blogers Hari ini tepat tanggal 25 Februari 2012 jam 08.00 pagi tadi saya didatangi seorang anggota POLRI yang mengantarkan anak anak Murid saya SMA 30 Kelas 11 IPS karena mereka mengendarai sepeda motor dengan berboncengan 3 dan sedikit meledek anggota tersebut ! tapi dengan kesadaran penuh anggota itu mencoba bersabar dalam menghadapi Pelajar dan Menyereahkan kepada saya ada agar bisa diberi arahan berlalulintas yg baik dan aman di jalan raya ! Menarik menurut saya ! karena sebelumnya tanggal 23 februari 2012 di headline NTMC Korlantas Polri (http://lantas.polri.go.id) ada berita seperti ini :

Sepanjang Kamis, 23/02, dua orang anggota kepolisian mengalami kecelakaan lalulintas hingga nyawanya tidak tertolong. Peristiwa tersebut terjadi di dua lokasi yang berbeda.Pertama, peristiwa kecelakaan terjadi di ruas jalur Busway, jalan Pedati, depan gedung Telkom, Jakarta Timur. Korban tewas yang merupakan anggota kepolisian diketahui bernama Jonas Ambarta berpangkat Kompol. Ia tewas setelah mengalami kecelakaan akibat tertabrak bus TransJakarta usai diserempet sebuah sepeda motor. Korban tewas di tempat setelah mengalami luka parah di kepala.Sebelumnya, seorang anggota polisi juga Bripka Manghamham Siburian, (37th), tewas terlindas truk trailer di fly over tol Bekasi Timur Jalan M. Joyomartono, Kota Bekasi, Kamis sore.Petugas Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Kota Bekasi itu tewas setelah sepeda motor yang dikendarainya terperosok di saluran air sisi jalan. Akibatnya korban jatuh ke aspal masuk ke kolong truk tronton yang melintas.Dari keterangan sang sopir truk tronton, Lasidi, (47th), korban yang mengendarai Yamaha Mio B 3585 TCK datang dari utara menuju selatan. Sesampai di lokasi, korban hendak mendahului truk yang dikemudikannya. Namun nahas, sepeda motor terperosok masuk ke saluran air sisi jalan hingga korban jatuh masuk ke kolong truk.
Dari keterangan Pusat Komunikasi dan Informasi Polda Metro Jaya, seketika korban tergilas truk. Dia mengalami luka di kepala, dada dan punggung. Kini sopir truk tronton B 9600 BR diperiksa di Polresta Bekasi Kota.

Masih ada anggota polri yang perduli dan tidak hanya sekedar melakukan tilang di jalanan atau melakukan hukuman yang bersifat fisik saja ! tapi ada juga yang menarik yaitu mendidik !!! hemmmm .
Dengan demikian murid murid merasa mendapat teguran yang sepadan ! tapi juga di bina dan dididik di tempat ! hehehhehehehhe salut buat pak polisi ( kebetulan saya lupa menanyakan siapa namanya ) tapi beliau menyebutkan kalau beliau bertugas di polda metro Jaya ! moga moga Menjadi Polisi Yang baik dan Mendapat Amal ibadah yang baik serta selamat dalam bertuga ya bapak !
dengan demikian akhirnya saya berfikir agar kiranya perlu menanamkan kesadaran berlalu lintas kepada anak anak remaja serta di tambah dengan pendidikan savety riding dalam berkendaraan bermotor baik roda dua ataupun roda 4 !
karena rasa solidaritas mereka tidak menyadari bahaya yang ada di depan mereka . seorang anggota Polisi lalu lintas saja bisa tewas di jalan apalagi pelajar yang kurang menyadari bahaya berlalu lintas dan kurangnya kesadaran akan savety riding !
pendidikan itu penting tidak hanya sekedar ilmu tapi juga pengetahuan yg layak di masyarakat ! salah satunya adalah savety riding !
Savety riding selama ini hanya di perkenalkan kepada club club kendaraan bermotor saja , tapi kapan untuk pelajar dan pengguna lalu lintas lain ? suatu saat seperti nya perlu diadakan pendidikan savety riding yg di motori oleh dikyasa Polda Metro dan dunia usaha ( dalam hal ini In dustri otomotif dan Perangkat keselamatan ). kapan ya ? hemmmmm atau cuma mimpi ? SUATU SAAT HARUS TERWUJUD ! Aman di jalan dan tepat waktu sampai di tujuan ! ingat keluarga menanti di rumah hehehehhehehehehehe slogan savety riding yang selalu saya ingat !
demikian dulu blogers salam dari kami