Melu handarbeni artinya ikut memiliki. Melu handarbeni itu wujud dari sikap mental. Dalam bahasa Inggris dinyatakan dengan istilah yang lebih jelas yaitu sense of belonging. Jadi lengkapnya dalam bahasa Jawa adalah rasa melu handarbeni.
Jumat, Oktober 06, 2017
RASA MELU HANDARBENI
Melu handarbeni artinya ikut memiliki. Melu handarbeni itu wujud dari sikap mental. Dalam bahasa Inggris dinyatakan dengan istilah yang lebih jelas yaitu sense of belonging. Jadi lengkapnya dalam bahasa Jawa adalah rasa melu handarbeni.
Selasa, September 26, 2017
Pedoman hidup Anggota POLRI
Sejarah juga mencatat POLRI lah yang menggelorakan Palagan surabaya 10 November 1945 dengan PI ( polisi Istimewa ) yang waktu itu masih memiliki senjata lengkap .
untuk mengatur kehidupan anggota polri maka di buat Pedoman hidup anggota Polri yang diberi nama tri brata dan catur prasetya Polri
KAMI POLISI INDONESIA :
1. BERBAKTI KEPADA NUSA DAN BANGSA DENGAN PENUH KETAQWAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA
2. MENJUNJUNG TINGGI KEBENARAN KEADILAN DAN KEMANUSIAAN DALAM MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR 1945
3. SENANTIASA MELINDUNGI MENGAYOMI DAN MELAYANI MASYARAKAT DENGAN KEIKHLASAN UNTUK MEWUJUDKAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN
CATUR PRASETYA
SEBAGAI INSAN BHAYANGKARA KEHORMATAN SAYA ADALAH BERKORBAN DEMI MASYARAKAT BANGSA DAN NEGARA UNTUK :
1. MENIADAKAN SEGALA BENTUK GANGGUAN KEAMANAN
2. MENJAGA KESELAMATAN JIWA RAGA HARTA BENDA DAN HAK ASASI MANUSIA
3. MENJAMIN KEPASTIAN BERDASARKAN HUKUM
4. MEMELIHARA PERASAAN TENTERAM DAN DAMAI
- Pemaknaan
Baru Tri Brata
- Pemaknaan
Tribrata
- BRATA pertama: “KAMI POLISI INDONESIA
BERBHAKTI KEPADA NUSA DAN BANGSA DENGAN
PENUH KETAQWAAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA”, mengandung
makna:
- c)
BRATA kedua: “KAMI POLISI INDONESIA MENUNJUNG TINGGI
KEBENARAN, KEADILAN DAN DALAM MENEGAKKAN HUKUM
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN
PANCASILA DAN UNDANG-UNDANG
DASAR 10945”, mengandung makna:
- e)
BRATA ketiga: “KAMI POLRI INDONESIA SENANTIASA MELINDUNGI,
MENGAYOMI DAN MELAYANII MASYARAKAT DENGAN KEIKHLASAN UNTUK
MEWUJUDKAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN ”, mengadung
makna:
- “MENIADAKAN
SEGALA BENTUK GANGGUAN KEAMANAN” “Setiap Insan
Bhayangkara” terpanggil untuk:
- “MENJAGA
KESELAMATAN JIWA RAGA, HARTA BENDA DAN HAK AZASI MANUSIA”
Bermakna : “Setiap Iinsan Bhayangkara” terpanggil
untuk:
- “MENJAMIN
KEPASTIAN BERDASARKAN HUKUM” Bermakna : “Setiap
Iinsan Bhayangkara” terpanggil untuk:
- “MEMELIHARA
PERASAAN TENTRAM DAN DAMAI” Bermakna : “Setiap Insan Bhayangkara”
terpanggil untuk:
Selasa, Juli 18, 2017
Bullying atau perundungan
Cerita tentang kasus bulying di smp terjadi tgl 14 juli 2017 lokasi tamrin city.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Pusat Sujadi mengatakan, pihaknya tengah memproses pengeluaran sembilan siswa SD dan SMP di Jakarta Pusat terkait perundungan (bullying) di Thamrin City.
"Sudah diputuskan dikembalikan ke orangtuanya. Secepatnya, minggu inilah," kata Sujadi ditemui di SMPN 273 Jakarta, Senin (17/7/2017).
Sujadi mengatakan, sanksi pengeluaran siswa itu sudah sesuai dengan tata tertib sekolah.
Orangtua dari kesembilan siswa itu pun diakui Sujadi sudah menerima sanksi ini.
"Sudah ada pernyataan dari orangtua siap menerima apabila itu sanksi sudah diberikan oleh sekolah," ujarnya.
Selain mengeluarkan, Dinas Pendidikan mencabut Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang mereka miliki.
Sujadi mengatakan tidak menutup kemungkinan ada lebih dari sembilan siswa yang melakukan bullying.
"Pelaku ya ini kita terus kita dalami," kata Sujadi.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan aksi kekerasan yang dilakukan sejumlah anak berseragam sekolah.
Video berdurasi 50 detik itu menunjukkan sejumlah siswa SMP sedang mengelilingi satu siswi yang menggunakan seragam putih.
Siswi berseragam putih itu mendapat kekerasan dari sejumlah siswa-siswi lainnya.
Tak ada perlawanan yang dilakukan siswi berseragam putih itu.
Pada akhir video, siswi tersebut disuruh mencium tangan siswa dan siswi yang mem-bully-nya.
Berdasarkan penyelidikan kepolisian, peristiwa itu terjadi pada Jumat (14/7/2017) sekitar pukul 13.30 WIB di lantai 3A Thamrin City.
Punya Geng Sejak SD
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Sopan Adrianto mengatakan, pelaku bullying di Thamrin City, Jakarta Pusat, yang videonya viral di media sosial, merupakan siswa dan siswi kelas VII dari SMP yang berbeda.
Menurut Sopan, meski berbeda SMP, siswa dan siswi itu saling mengenal dan merupakan teman semasa SD.
"Rupanya itu geng dari SD. Ketika di SD mereka punya geng. Misalnya saya teman dengan Anda sewaktu SD. Pada saat kejadian ketemu di satu lokasi. Tapi mereka berbeda sekolah saat SMP," ujar Sopan, saat dihubungi, Senin (17/7/2017).
Sopan mengatakan, adapun korban bullying juga kelas VII dan merupakan siswi SMP yang masih satu sekolah dengan salah satu kelompok siswa yang membullynya.
Aksi bullying itu dilakukan di Thamrin City, pada Jumat (14/7/2017).
Sopan mengatakan, pihaknya telah mengetahui asal sekolah pelaku dan korban.
Adapun saat ini Dinas Pendidikan DKI Jakarta telah datang ke sekolah tersebut untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut.
"Kami sedang melakukan investigasi, kronologisnya seperti apa," ujar Sopan.
Dalam video bullying yang viral di media sosial tampak sekelompok siswa dan siswi mengenakan seragam sekolah SMP sedang mem-bully seorang siswi.
Siswi yang mengenakan seragam putih-putih itu tampak terpojok dikelilingi siswa dan siswi lainnya.
Terlihat seorang siswi tiba-tiba menjambak rambut korban hingga terjatuh.
Seorang siswa juga ikut menjambak dan memukul kepala siswi tersebut.
Bukannya memisahkan, sejumlah siswa-siswi yang menonton malah meminta agar siswi yang di-bully mencium tangan dua orang yang mem-bully-nya.
KOMPAS.com/Nibras Nada Nailufar/David Oliver Purba
Berita ini sudah tayang di KOMPAS.com dengan judul: 9 Pelaku "Bullying" di Thamrin City Dikeluarkan Sekolah, KJP Dicabut
Nah renungkanlah... Pantas atau tidak berprilaku tersebut? Bangsa indonesia sudah terkenal di dunia sebagai bangsa yg halus budi bahasa dan bidi pekerti tetapi kejadian diatas salah siapa? Budaya tidak perduli dan ego sentris lah ditambah dengan aroganisme premanisme maka timbul kasus diatas. Kita harus bisa mengembalikan identitas bangsa Indonesia sebagai bangsa yg bermartabat dan ramah. Tidak ada kekerasan di dunia pendidikan, yang ada hanya persahabatan dan persaudaraan. Mari kita bangun bangsa kita tanpa ada perselisiha. Dan permusuhan. Stop bulying dari sekarag